Berita

Mengubah hidup dalam waktu 24 jam bagi seorang mahasiswa STIKES Sehati (atau mahasiswa kesehatan lainnya) bisa dilakukan dengan beberapa langkah yang memfokuskan pada kesejahteraan fisik, mental, akademik, dan sosial. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa diambil untuk mulai merubah
Merubah hidup menjadi lebih baik dalam waktu 24 jam memang terdengar ambisius, tetapi ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membuat perubahan signifikan dalam waktu singkat. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba: 1. Mulai dengan Pagi yang Positif Bangun lebih awal dari
1. Tentukan Tujuan yang Jelas Tentukan apa arti sukses bagimu. Buat tujuan jangka pendek dan jangka panjang. 2. Buat Rencana dan Strategi Rinci langkah-langkah untuk mencapai tujuanmu. Tetapkan prioritas dan deadline. 3. Bangun Disiplin dan
Berikut adalah ciri-ciri mahasiswa STIKes Sehati yang profesional dan yang masih tergolong amatir, khususnya dalam konteks pembelajaran, praktik klinik, dan etika sebagai calon tenaga kesehatan: Ciri-Ciri Mahasiswa Profesional: Disiplin waktu Datang tepat waktu ke kelas,
Berikut perbedaan ciri-ciri profesional dan amatir dalam konteks kerja atau keterampilan: Ciri-ciri Profesional: Kompeten – Menguasai bidangnya dengan baik, punya pengetahuan dan pengalaman. Konsisten – Kinerjanya stabil dan dapat diandalkan dalam berbagai
Belajar dari pengalaman orang lain sangat relevan bagi mahasiswa STIKes Sehati (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan), terutama karena mereka menempuh pendidikan di bidang kesehatan yang menuntut bukan hanya pengetahuan teoretis, tapi juga ketrampilan praktis, etika, dan empati. Berikut ini beberapa
Belajar dari pengalaman orang lain adalah cara yang sangat efektif untuk mempercepat pembelajaran dan menghindari kesalahan yang sama. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti: Membaca biografi atau kisah nyata – Buku, artikel, atau dokumenter tentang perjalanan hidup
Benar sekali. Kesuksesan sangat erat kaitannya dengan kemauan yang kuat, karena tanpa kemauan, potensi sebesar apa pun tidak akan bergerak ke mana-mana. Dalam konteks ini, kemauan yang kuat bukan hanya semangat sesaat, tapi komitmen jangka panjang untuk terus melangkah meski menghadapi
Mahasiswa STIKES Sehati—sebagai calon tenaga kesehatan—berada dalam posisi yang sangat penting dalam merawat, mendampingi, dan memberi semangat kepada orang lain yang sering kali berada dalam kondisi rapuh. Untuk itu, belajar menghargai ketidaksempurnaan bukan hanya penting secara
Filosofi kintsugi berasal dari Jepang dan secara harfiah berarti "penyambungan emas" (kin = emas, tsugi = sambungan). Ini adalah seni memperbaiki keramik yang pecah dengan menggunakan lak berisi bubuk emas, perak, atau platina, bukan menyembunyikan retaknya, tetapi malah menonjolkannya.