hal yang harus dilakukan dalam komunikasi informal
Komunikasi informal sering kali terjadi dalam lingkungan yang lebih santai dan bersahabat, seperti dengan teman, keluarga, atau rekan kerja yang sudah dekat. Meskipun lebih santai, komunikasi informal tetap perlu memperhatikan beberapa hal agar tetap efektif dan menjaga hubungan yang positif. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam komunikasi informal:
1. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Nyaman
- Dalam komunikasi informal, bahasa yang digunakan cenderung lebih santai dan mudah dipahami. Hindari menggunakan bahasa yang terlalu formal atau kaku.
- Gunakan bahasa sehari-hari yang lebih natural dan sesuai dengan suasana percakapan.
- Contoh:
- Informal: "Eh, gimana kabarmu? Lama nggak ketemu!"
- Formal: "Selamat pagi, bagaimana keadaan Anda?"
2. Tunjukkan Minat pada Lawan Bicara
- Salah satu kunci komunikasi informal yang baik adalah menunjukkan minat terhadap apa yang dibicarakan orang lain. Ini bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan lanjutan atau respons yang relevan.
- Contoh:
- "Wah, kamu lagi sibuk apa sih? Ceritain dong!"
- "Oh, itu seru banget! Jadi gimana kelanjutannya?"
3. Gunakan Humor dengan Bijak
- Humor bisa menjadi cara yang sangat baik untuk mencairkan suasana dalam komunikasi informal, tetapi pastikan humor yang digunakan tidak menyinggung atau membuat orang lain merasa tidak nyaman.
- Contoh:
- "Aduh, kamu benar-benar kayak orang sibuk banget nih, kok kayak nggak ada waktu buat santai!"
- "Hah, baru ngomong aja udah lupa? Biasa banget deh kamu."
4. Jaga Keaslian dan Kejujuran
- Komunikasi informal sering kali lebih spontan, dan Anda bisa lebih terbuka dalam berbicara. Jangan takut untuk jujur, tetapi tetap perhatikan cara menyampaikannya agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
- Contoh:
- "Aku sih nggak begitu suka sih sama ide itu, tapi coba aja deh, mungkin kamu bisa buktikan kalau itu berhasil!"
- "Wah, aku nggak tahu deh kalau soal itu. Bisa kasih tahu lebih lanjut?"
5. Perhatikan Konteks dan Suasana
- Walaupun komunikasi informal lebih santai, Anda tetap perlu memperhatikan konteks dan suasana. Hindari berbicara terlalu santai atau bercanda di situasi yang kurang tepat, seperti saat ada orang yang sedang serius atau sedang mengalami masalah.
- Contoh:
- Situasi santai: "Serius deh, kamu harus banget nonton film itu, lucu banget!"
- Situasi serius: "Aku paham kok, kalau kamu lagi nggak enak hati. Kalau butuh teman ngobrol, aku ada di sini."
6. Perhatikan Bahasa Tubuh
- Walaupun komunikasi informal lebih bebas, tetap penting untuk memperhatikan bahasa tubuh Anda. Jangan terlalu agresif atau berlebihan dalam gerakan tubuh, karena itu bisa membuat orang merasa tidak nyaman.
- Contoh:
- Positif: Senyum, anggukan kepala, dan kontak mata bisa menunjukkan ketertarikan.
- Negatif: Hindari menyilangkan tangan atau tubuh yang terlalu tertutup.
7. Gunakan Intonasi yang Tepat
- Dalam komunikasi informal, intonasi bisa menunjukkan apakah Anda serius, bercanda, atau sedang berbicara ringan. Mengatur intonasi sesuai dengan konteks bisa membuat percakapan lebih menyenangkan.
- Contoh:
- Serius: "Kamu kok bisa lupa sih? Itu penting banget loh!"
- Bercanda: "Ah, kamu nggak serius kan? Kalau serius, pasti ingat!"
8. Bersikap Terbuka dan Responsif
- Komunikasi informal sering kali mengharuskan Anda untuk lebih terbuka dan responsif terhadap pendapat atau cerita orang lain. Jangan ragu untuk berbagi cerita atau pendapat Anda juga.
- Contoh:
- "Ngomong-ngomong soal itu, aku juga pernah mengalami hal yang mirip. Gini nih ceritanya..."
- "Aku sih sebenarnya pengen banget ke acara itu, tapi lagi sibuk banget. Kamu ikut nggak?"
9. Menghindari Isu Sensitif
- Dalam komunikasi informal, Anda mungkin merasa lebih bebas untuk berbicara tentang berbagai topik. Namun, ada baiknya menghindari topik yang sensitif atau kontroversial, terutama jika itu bisa menyinggung perasaan lawan bicara.
- Contoh:
- Hindari: "Kenapa kamu nggak punya pasangan sih? Pasti banyak yang tertarik sama kamu."
- Lebih baik: "Kamu sekarang sibuk banget ya? Ada waktu buat hangout?"
10. Memberikan Pujian atau Apresiasi
- Dalam komunikasi informal, memberikan pujian atau apresiasi juga bisa mempererat hubungan. Ucapkan pujian yang tulus dan relevan dengan situasi atau prestasi orang tersebut.
- Contoh:
- "Wah, kamu keren banget bisa nyelesaikan itu dengan cepat!"
- "Aku suka banget cara kamu ngobrol, asik banget!"
11. Menjaga Keseimbangan dalam Berbicara
- Dalam komunikasi informal, penting untuk menjaga keseimbangan antara mendengarkan dan berbicara. Jangan terlalu dominan atau hanya berbicara tentang diri sendiri, tetapi juga beri ruang untuk orang lain berbicara.
- Contoh:
- "Bener juga ya, aku jadi kepikiran nih! Tapi, kamu gimana, ada cerita seru juga?"
- "Aku sih udah cerita panjang lebar, kamu dong sekarang! Ada pengalaman lucu nggak?"
Contoh Kasus Komunikasi Informal:
-
Percakapan Santai dengan Teman:
- A: "Eh, kamu udah nonton film yang aku rekomendasiin kemarin?"
- B: "Iya, tadi malam baru nonton! Seru banget, tapi agak bingung di bagian akhir. Kamu suka nggak?"
- A: "Aku suka banget! Tapi emang endingnya bikin mikir-mikir lagi. Bener-bener nggak ketebak."
-
Percakapan Ringan dengan Keluarga:
- Ibu: "Hari ini pulang jam berapa? Ada rencana?"
- Anak: "Pulang jam lima kok, Ma. Ada meeting dulu sih, tapi setelah itu nggak ada acara. Mau ajak jalan-jalan kalau mau."
- Ibu: "Ayo, jalan-jalan. Lama nggak keluar rumah."
Sumber :
http://akbidsehati-medan.ac.id/berita/detail/hal-yang-harus-dilakukan-dalam-komunikasi-informal