Marah-marah tanpa sebab atau kemarahan yang muncul secara tiba-tiba bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik, mental, atau situasi emosional seseorang. Beberapa penyebab umum meliputi:
Stres yang menumpuk dalam kehidupan sehari-hari (misalnya pekerjaan, masalah pribadi, atau kewajiban lainnya) bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah marah. Terkadang, stres ini tidak terlihat jelas pada awalnya, tapi bisa meledak tanpa alasan yang tampak jelas.
Beberapa kondisi kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian, dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap ledakan kemarahan yang tampaknya tanpa alasan. Misalnya, seseorang dengan gangguan kecemasan mungkin marah karena perasaan cemas yang tidak mereka pahami atau sadari.
Perubahan hormon dapat mempengaruhi emosi seseorang. Misalnya, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang dramatis. Hormon stres seperti kortisol juga dapat meningkatkan kecenderungan untuk marah jika tubuh terus-menerus tertekan.
Kekurangan tidur atau kelelahan fisik yang ekstrem bisa mempengaruhi keseimbangan emosi. Ketika tubuh tidak cukup istirahat, kontrol terhadap emosi menjadi lebih lemah, dan seseorang bisa merasa mudah marah meskipun tidak ada alasan yang jelas.
Kondisi medis tertentu, seperti gangguan tiroid, diabetes, atau masalah neurologis, bisa mempengaruhi suasana hati dan menyebabkan iritabilitas atau kemarahan yang tidak dapat dijelaskan. Kadang, rasa sakit kronis atau ketidaknyamanan fisik juga bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah marah.
Lingkungan yang penuh tekanan atau situasi yang tidak mendukung (seperti tempat kerja yang penuh tekanan atau masalah di rumah) bisa menyebabkan seseorang merasa frustasi dan mudah marah tanpa alasan yang jelas.
Kebiasaan atau pola pikir yang negatif, seperti selalu merasa marah atau cepat tersinggung, bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah marah meskipun tidak ada pemicu yang jelas. Kecenderungan untuk fokus pada hal-hal negatif juga dapat memperburuk suasana hati.
Penggunaan alkohol, obat-obatan, atau bahkan kafein yang berlebihan bisa mempengaruhi mood dan meningkatkan kemarahan yang tidak terkontrol. Zat-zat ini dapat mengubah cara otak merespons stres dan emosi.
Perubahan besar dalam hidup seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau kehilangan orang yang disayangi dapat mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Ketika seseorang merasa cemas atau tertekan, mereka mungkin marah meskipun tidak ada penyebab langsung yang tampak.
Beberapa orang mungkin tidak memiliki keterampilan atau strategi yang efektif untuk mengelola emosi mereka. Tanpa kemampuan untuk mengenali atau mengatasi perasaan frustrasi, seseorang bisa lebih mudah marah tanpa alasan yang jelas.
Beberapa gangguan psikologis seperti Bipolar Disorder atau Intermittent Explosive Disorder (IED) dapat menyebabkan seseorang mengalami ledakan kemarahan yang tampak tidak terkendali dan tidak ada pemicu yang jelas.